Analisis COBIT pada PT. KAI


PENGERTIAN COBIT
Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. COBIT menciptakan sebuah jembatan antara manajemen TI dan para eksekutif bisnis. COBIT mampu menyediakan bahasa yang umum sehingga dapat dipahami oleh semua pihak & dopsi yang cepat dari COBIT di seluruh dunia dapat dikaitkan dengan semakin besarnya perhatian yang diberikan terhadap corporate governance dan kebutuhan perusahaan agar mampu berbuat lebih dengan sumber daya yang sedikit meskipun ketika terjadi kondisi ekonomi yang sulit.

Fokus utama dari COBIT ini adalah harapan bahwa melaui adopsi COBIT ini perusahaan akan mampu meningkatkan nilai tambah melalui penggunaan TI dan mengurangi resiko-resiko inheren yang teridentifikasi didalamnya. COBIT dikembangkan oleh IT (Governance Institute) (ITGI), yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA). Saat ini pengembangan terbaru dari standar ini adalah COBIT edisi 5.0.

Manfaat yang diberikan oleh informasi dan teknologi pada perusahaan, yaitu:
1.    Menjaga kualitas informasi untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis.
2.    Menghasilkan nilai bisnis dari investasi pemanfaatan IT  yaitu mencapai tujuan strategis dan merealisasikan manfaat bisnis melalui penggunaan IT yang efektif dan inovatif.
3.    Mencapai keunggulan operasional melalui penerapan teknologi yang handal dan efisien.
4.     Menjaga resiko yang behubungan dengan penerapan pada tingkat yang masih bisa ditoleransi mengoptimalkan biaya penggunaan IT service dan teknologi.

COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu:
·         Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
·         Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
·         Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
·         Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)

Dibawah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai analisis COBIT pada PT. Kereta Api Indonesia.

Profil PT. Kereta Api Indonesia
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disingkat sebagai PT. KAI adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. PT. KAI merupakan salah satu operator kereta api terbesar di indonesia. Dalam masa lima tahun terakhir sejak 2009, PT. KAI telah melakukan langkah revolusioner dalam merevatilisasi bisnis sesuai perubahan jaman dan kondisi eksternal yang dinamik.

4 Cakupan Domain COBIT
1.    Plan and Organise (PO)
Secara umum domain ini meliputi strategi dan taktik, serta identifikasi bagaimana TI dapat berkontribusi terhadap pencapaian sasaran bisnis. Domain ini dibagi ke dalam 10 fase dalam prosesnya, yaitu:
·         PO1: Mendefinisikan rencana strategis TI
Analisis: PT KAI sudah terdapat IT Master Plan yang berisikan tentang rencana kerja dan investasi strategis pengembangan TI untuk jangka panjang selama 5 tahun dan untuk jangka pendek dibuat untuk kurun waktu kurang dari 1 tahun.
·         PO2: Mendefinisikan arsitektur informasi
Analisis: PT KAI belum dapat terdapat model arsitektur informasi terstandard yang digunakan.
·         PO3: Menentukan arahan teknologi
Analisis: Manajemen PT KAI telah merancang arah pengembangan teknologi perusahaan. Hal ini ditandai dengan rencana penambahan modul ERP perusahaan, peningkatan infrastruktur TI perusahaan dan berbagai sertifikasi ISO dalam bidang teknologi informasi.
·         PO4: Mendefinisikan proses TI, organisasi dan keterhubungannya
Analisis: PT KAI telah memiliki pembagian tugas yang jelas pada divisi TI. Hal ini dituangkan dalam tugas pokok inti divisi TI. Selain itu keamanan informasi sudah dilakukan dengan melakukan encrypton serta cryptographic pada informasi perusahaan.
·         PO5: Mengelola investasi TI
Analisis: Pada PT KAI manajemen telah menentukan prioritas investasi TI yang sesuai dengan budget perusahaan selain itu penetapan penetapan budget untuk investasi TI telah dilakukan oleh dewan direksi untuk setiap tahunnya. Perencanaan penggunaan dana investasi TI ini dituangkan dalam IT Master Plan perusahaan.
·         PO6: Mengomunikasikan tujuan dan arahan manajemen
Analisis: Manajemen PT KAI telah secara aktif mengomunikasiskan penerapan TI antara dewan direksi dan divisi TI. Hal ini dilakukan melalui rapat koordinasi dan evaluasi yang rutin dilakukan baik secara horizontal maupun vertical.
·         PO7: Mengelola sumber daya TI
Analisis: Pada PT KAI terdapat pendekatan strategis untuk merekrut dan mengelola IT personnel. Rencana training resmi telah ditetapkan untuk SDM TI. Program rotasi karyawan sudah ditetapkan dalam rangka pengembangan skill manajemen dan teknik.
·         PO8: Mengelola kualitas
Analisis: Pada PT KAI manajemen telah menerapkan ISO 9001 yang mengatur tentang quality management system terhadap berbagai divisi dan sarana pada perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa manajemen telah menyadarinya sebuah kebutuhan atas kualitas mutu.

·         PO9: Menaksir dan mengelola resiko TI
Analisis: Pada PT KAI, manajemen khususnya divisi TI belum memiliki pengukuran risiko yang terdokumentasi dan formal.
·         PO10: Mengelola proyek
Analisis: Pada PT KAI sudah terdapat gambaran dan rencana mengenai pengembangan TI pada perusahaan yang tergambarkan dalam Master Plan IT. Walau begitu dalam manajemen proyek belum terdapat kerangka kerja formal, perusahaan masih menggunakan pendekatan tradisional dalam menjalankan proyek.

2.    Acquire and Implement (AI)
Domain ini menggambarkan bagaimana perubahan dan pemeliharaan dari sistem yang ada selaras dengan sasaran bisnis. Domain AI terbagi menjadi tujuh proses TI, yaitu:
·         AI1: Mengidentifikasi Solusi Otomatis
Analisis: Pada PT KAI rencana pembelian atau pembuatan mengenai proyek TI sudah dilakukan tahapan perencanaanoleh business process owner terkait. Rencana ini mencakup mengenai biaya, waktu dan spesifikasi proyek yang diinginkan.
·         AI2: Memperoleh dan Memelihara Software Aplikasi
Analisis: Pada PT KAI saat perusahaan memutuskan untuk membuat atau membeli sebuah aplikasi atau perangkat TI maka persyaratan dan spesifikasi diberikan oleh tim BPO. Spesifikasi dan persyaratan ini akan dikonsultasikan dengan divisi TI dan ditraslasikan kedalam sebuah solusi yang terencana.
·         AI3: Memperoleh dan Memlihara Infrastruktur Teknologi
Analisis: PT KAI sudah melakukan perawatan dan perencanaan pemeliharaan infrastruktur secara berkala. Pada datacenter perusahaan setiap minggu sistem akan di switch ke back-up system untuk dirotasi dan memastikan bahwa sistem cadangan bekerja.
·         AI4: Memungkinkan Operasional dan Penggunaan
Analisis: Pada PT KAI dalam memastikan penerapan sebuah sistem atau aplikasi baru agar dapat digunakan oleh end-user divisi TI melakukan pelatihan kepada para pengguna.
·         AI5: Memenuhi Sumber Daya TI
Analisis: Pada PT KAI pengadaan kebijakan dan prosedur akuisisi TI telah ditetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan. Kebijakan dan prosedur akuisisi TI di PT KAI mengacu kepada proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. Manajemen TI mengkomunikasikan kebutuhan akuisisi dan manajemen kontrak melalui fungsi TI.
·         AI6: Mengelola Perubahan
Analisis: Pada PT KAI sudah terdapat dokumentasi formal mengenai perubahan yang berkaitan dengan TI yang mencakup prosedur, proses, kebijakan dan sistem. Perubahan sistem yang besar misalnya pada saat penerapan ERP SAP dilakukan sesuai dengan standard sistem terkait yang mencakup persiapan proyek, business blueprint hingga persiapan go live.
·         AI7: Instalasi dan Akreditasi Solusi beserta Perubahannya
Analisis: Hal ini tidak dapat dibahas lebih lanjut karena pada pengujian dan pengetesan sebuah sistem yang mempengaruhi operasi secara besar perusahaan menyerahkan sepenuhnya test environment dan test procedure kepada pihak eksternal dan vendor yang menyediakan jasa pengadaan sistem.

3.    Deliver and Support (DS)
Domain ini mencakup penyampaian hasil aktual dari layanan yang diminta, termasuk pengelolaan kelancaran dan keamanan, dukungan layanan terhadap pengguna serta pengelolaan data dan operasional fasilitas, yang meliputi:
·         DS1: Mengidentifikasi dan Mengelola Tingkat Layanan
Analisis: Pada PT KAI untuk berbagai pelayanan TI yang terkait dengan pihak eksternal maupun internal, manajemen menentukan batasan SLA minimum yakni kehandalan (reliability) 99,9%. Untuk pihak eksternal manajemen TI melakukan penilaian performa setiap bulan untuk memastikan tingkat operasional memenuhi SLA yang telah ditentukan.
·         DS2: Mengelola Layanan Pihak Ketiga
Analisis: Pada PT KAI untuk pelayanan yang disediakan oleh pihak ketiga seperti RTS, jaringan dan sebagainya sudah memiliki dokumentasi SLA dalam bentuk perjanjian formal. Perjanjian mengenai SLA ini mengatur hal-hal penting seperti kehandalan minimum mengenai layanan, penalty bila target tidak tercapai dan berbagai hal lainnya.
·         DS3: Mengelola Kinerja dan Kapasitas
Analisis: Pada PT KAI penentuan kapasitas dan performa pada bidang TI sudah diselaraskan dengan peramalan kebutuhan bisnis. Hal ini sesuai dengan manajemen stratejik perusahaan yang disudah mempertimbangkan berbagai asumsi makro dan perkembangan bisnis. Pembuatan IT Master Plan sudah diselaraskan dengan manajemen stratejik perusahaan.
·         DS4: Memastikan Layanan yang Berkelanjutan
Analisis: PT KAI sudah memiliki beberapa IT Continuity Plan untuk beberapa infrastruktur vital seperti datacenter yang memiliki 2 offsite back up storage yang terletak di Jakarta dan BSD.
·         DS5: Memastikan Keamanan Sistem
Analisis: Pada PT KAI perusahaan telah melakukan berbagai langkah pengamanan informasi. Hal ini dapat dilihat dari penerapan pembatasan akses pengguna yang dibagi menjadi 3 level, penggunaan firewall pada datacenter perusahaan, encrypton pada server mail hingga pengadopsian ISO 27001 mengenai standardisasi keamanan informasi sesuai dengan standard internasional.
·         DS6: Mengidentifikasi dan Mengalokasikan Biaya
Analisis: Pada PT KAI sudah terdapat ketentuan dan dokumentasi mengenai biaya teknologi informasi. Alokasi biaya TI perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan pelaksanaanya harus sesuai dengan yang telah direncanakan.
·         DS7: Mendidik dan Melatih Pengguna
Analisis: Pada PT KAI manajemen TI telah melakukan pelatihan baik terhadap internal divisi TI dan kepada end-user agar pengoperasian sistem berjalan efektif. PT KAI sudah memiliki dokumentasi dan perencanaan formal mengenai pelatihan dan pendidikan pengguna, selain itu PT KAI juga rutin melakukan sertifikasi bagi personel TI.
·         DS8: Mengelola service desk
Analisis: Pada PT KAI suda terdapat help desk untuk membantu pengguna akhir jika terdapat permasalahan dalam sistem. Sudah terdapat SOP dan dokumentasi lainnya yang membantu dan mengarahkan tugas help desk dalam menghadapi beberapa permasalahan umum.
·         DS9: Mengelola Konfigurasi
Analisis: PT KAI belum memiliki manajemen konfigurasi secara formal dan terdokumentasi.
·         DS10: Mengelola Permasalahan
Analisis: Pada PT KAI permasalahan diidentifikasi apakah terjadi karena kesalahan pengguna atau kesalahan sistem oleh help desk. Apabila kesalahan sistem terjadi terkait dengan aplikasi yang disediakan eksternal vendor, maka penyelesaian masalah menggunakan bantuan vendor.
·         DS11: Mengelola Data
·         DS12: Mengelola Lingkungan Fisik
·         DS13: Mengelola Operasi
Analisis: Pada PT KAI sudah melakukan beberapa manajemen terait operasi seperti pengawasan infrastruktur TI, pengukuran kehandalan dan pemenuhan SLA, pembakuan dan dokumentasi SOP terkait operasi serta perawatan terhadap insfrastruktur.

4.    Monitor and Evaluate (ME)
Domain ini terkait dengan kinerja manajemen, kontrol internal, pemenuhan terhadap aturan serta menyediakan tata kelola. Fungsi doman ini sendiri adalah untuk memastikan seluruh proses TI dapat dikontrol secara periodik yang bermaksud untuk menjaga kualitas dan pemenuhan kebutuhan pasar. Berbeda dari domain yang lain, ME hanya terdiri dari 4 proses TI, yaitu:
·         ME1: Mengawasi dan Mengevaluasi Kinerja TI
Analisis: Pada PT KAI sudah melakukan pengawasan dan pengukuran kinerja untuk beberapa pelayanan TI. Tingkat SLA berbagai infrastruktur TI diawasi oleh sistem terintegrasi, evaluasi personil dilakukan sesuai KPI dan sudah dikembangkan pendekatan balance scorecard untuk pengukuran kinerja.
·         ME2: Mengawasi dan Mengevaluasi Kontrol Internal
·         ME3: Memastikan Pemenuhan terhadap Kebutuhan Eksternal
·         ME4: Menyediakan Tata Kelola TI
Analisis: Salah satu tujuan PT KAI adalah penerapan tata kelola perusahaan yang termasuk didalamnya tata kelola informasi. Hal ini terlihat dengan pembentukan komite audit di tahun 2012, pembentukan IT Steering Committee dan perunagah struktur organisasi perusahaan. Perencanaan dan pendekatan BSC sudah digunakan untuk memetakan tujuan perusahaan beserta KPI.

            Implementasi COBIT dipercaya dapat membantu perusahaan dalam hal meningkatkan pendekatan/program audit, mendukung audit kerja dengan arahan audit secara rinci, memberikan petunjuk untuk IT governance, sebagai penilaian benchmark untuk kendali IS/IT, meningkatkan control IS/IT, dan sebagai standarisasi pendekatan/program audit.


SUMBER

Komentar